Cara Memperbaiki Flashdisk Terkena Virus Dengan CMD

Cara ampuh memperbaiki Flashdisk yang terkena Virus dengan sukses. Cara ini dapat mengembalikan file, folder dalam flashdisk yang di hidden. Simak bagaimana cara memperbaiki flashdisk yang terkena virus secara sukses. Sudah hal biasa flashdisk terkena virus apalagi jika sering pinjam meminjam sama orang lain, dijamin flashdisk anda menjadi sasaran empuk virus yang nggak pernah permisi dulu.
Cara ini spesialis mengusir virus Trojan atau memperbaiki flash disk yang terkena virus Trojan win32.VB.pod. File flashdisk anda akan di hidden jika terkena virus ini. Sang virus hobinya menghidden file asli anda dan menggantinya dengan file duplikat dalam format .exe. Nah, jika anda mengklik file exe tersebut, bersiaplah untuk panen virus, soalnya itulah cara dia untuk menyebarkan anak buahnya he..he.


Cara mengembalikan file hidden virus trojan win32.VB.pod:

~  Buka windows explorer dan menuju lokasi drive flashdisk anda.

Klik kanan pada drive flashdisk tersebut, lalu pilih Properties

~  Coba anda lihat kapasitas Free Space dan Used Space, lalu bandingkan. jika Used Space ternyata tidak sesuai dengan perkiraan jumlah space yang anda gunakan (membengkak atau malah hilang) maka waspadalah,,,waspadalah, virus trojan ada di sekitar anda.

~  Apakah file anda masih ada ? atau di hidden oleh virus win32.VB.pod ini. Coba ya! langkah berikut siapa tahu bisa sehat kembali, berdo'a,,,,mulai !


Langkah-langkah :

1. Masuk di Command Prompt (Klik Start -> RUN, ketik CMD  ->  OK/enter)

2. Nah, setelah jendela terbuka ketikkan perintah seperti contoh berikut F: artinya misal flashdisk anda terdeteksi di drive F maka anda ketik F: (huruf F titik dua), misal di drive E tinggal ganti huruf F dengan E. Lalu tekan enter.

3. Sekarang anda berada di dalam drive Flashdisk. silakan ketik perintah dir , lalu enter .

4. Sekarang periksa dulu! sudah muncul belum file yang anda cari atau file yang terhidden tadi?

5. Masih belum muncul, jangan putus asa, ketik lagi perintah berikut  dir/a  atau  dir /a  (pake spasi), lalu enter.

6. Lalu periksa lagi dengan seksama, jangan sampai lolos, apakah file  yang anda cari sudah hadir? Mudah-mudahan sudah.

7. Setelah file sudah terlihat, kita lanjutkan perintah berikut, ketikkan:
attrib –s –h –r /s /d
 
Selamat menunggu sampai muncul drive flashdisk pada jendela Command Prompt anda, jika sudah muncul maka proses pengembalian file yang di sembunyikan mas virus sudah di kembalikan, berkat do'a mujarab anda.

Biar tambah yakin cek dulu ya, buka flashdisk di drive anda, lihat sudah bener ada apa belum file-filenya. Eit..jangan tutup dulu, cara ini juga bisa untuk mengembalikan file / folder yang berada dalam media storage lainnya atau juga harddisk anda atau lainnya, cukup ganti drive-nya saja. Sekarang saya pamit dulu besok ketemu lagi.
Read more ...

Membuka Direktory Melalui Command Promt (CMD)

Mungkin yang namanya cmd (command prompt) jarang kita dengar. Disini saya akan sedikit berbagi mengetahui isi sebuah folder atau bahkan membukannya dengan menggunakan cmd.
Pertama silahkan buka cmd terlebih dahulu, untuk win xp tekan windows + run, lalau ketik cmd dan enter. Sedangkan untuk win 7, silahakn tekan windows, lalu ketik cmd dan enter.

Tampilan utama cmd,











nah, maksud dari c:\user\labkom\ adalah bahwa secara langsung kita sedang berada pada drive C pada komputer, di folder user, dan kemudian di subfolder labkom.
Baiklah, sekarang saya akan membuka folder pada drive E di komputer saya.
Langkahnya kita ketik drive yang kita inginkan, yaitu E: lalu enter





nah, sekarang kita sudah berada pada drive E, tinggal kita cari folder yang mau kita buka.
Ada satu perintah yang dapat kita gunakan untuk melihat semua file ataupun folder yang ada di drive E, yaitu ketik dir lalu enter, sekarang kita coba,












nah, dapat dilihat bahwa bentuk <dir> menyatakan bahwa itu merupakan folder. Dari gambar dapat dilihat yang berupa folder adalah baru, burn, dd, dll. Sedangkan tanpa <dir> merupakan sebuah file.
Sekarang kita akan mencoba buka folder baru, caranya yaitu ketikan cd (spasi) nama folder, berarti cd baru lalu enter,,,





cd merupakan perintah untuk masuk kedalam folder yang kita tuju. dan kemudian silahkan kita buka apa saja isi di folder tersebut dengan menggunakan dir kembali. Dan untuk membuka file nya, kita tinggal langsung ketik saja filenya dan enter. Saya akan membuka file readme.txt











nah, begitulah untuk saat ini,,untuk file yang lain juga bisa dibuka, asalkan nama file dan type filenya benar kita ketik.
Sumber : commandpromt.blogspot.com
Read more ...

Doa Istimewa Nabi Musa ‘Alaihissalam


Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Diantara nabi yang namanya sering disebut dalam Alquran adalah Nabi Musa ‘alaihis sahalatu was salam. Beliau nabi yang perjalanan sejarahnya paling sering dikisahkan dalam Alquran setelah nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian ulama menghitung, nama beliau disebutkan sebanyak 136 kali dalam Alquran. Nabi terbaik di kalangan bani Israil, termasuk ulul azmi, dan bergelar kalimullah (orang yang diajak bicara langsung oleh Allah). (Fabi Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 326).
Beliau adalah Musa bin Imran, dan masih keturunan Nabi Ya’kub ‘alaihis sahalatu was salam. Allah tegaskan dalam Alquran bahwa beliau termasuk orang yang sangat banyak mendapatkan ujian kehidupan,
وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا
“Dan Kami telah memberikan cobaan kepadammu dengan berbagai macam cobaan.” (QS. Taha: 40).
Dan inilah yang menjadi rahasia mengapa sejarah beliau paling sering disebutkan dalam Alquran, agar kita bisa mengambil pelajaran dari perjuangan beliau dan usaha beliau dalam mendakwahkan kebenaran kepada seluruh umatnya. Dr. Utsman al-Khamis mengatakan,
تكرر اسمه كثيرا في كتاب الله تعالى مما يدل على أن الله يريد منا أن نتدير أحواله، وما لاقى من المشاق، والتعب والأذى والفتنة
Nama beliau disebut berulang-ulang dalam kitab Allah (Alquran) yang menunjukkan bahwa Allah menginginkan agar kita selalu merenungkan keadaan beliau, kesulitan yang beliau jumpai, rasa capek beliau, setiap gangguan dan ujian yang beliau hadapi. (Fabi Hudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 327).
Doa Nabi Musa ‘alaihis salam
Kita kembali pada tema pembahasan tentang doa Nabi Musa. Dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Musa. Doa-doa itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang berbeda. Namun ada satu doa yang sangat menakjubkan, doa yang mengobati sekian banyak kegelisahan yang dialami oleh Musa,
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS. Al-Qashas: 24).
Anda bisa perhatikan surat al-Qashas, Allah menceritakan Musa dari ayat 3 hingga ayat 43. Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. Diliputi rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah dianggap puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup.
1. Firaun menjajah habis bani Israil
2. Membantai setiap bayi lelaki, dan membiarkan hidup bayi perempuan
3. Firaun membuat lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada harapan untuk bisa bangkit memperjuangkan kemerdekaannya.
4. Allah perintahkan ibunya Musa untuk melabuhkan anaknya ke sungai.
5. Musa diasuh oleh keluarga Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon musuhnya.
6. Setelah besar, Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun. Musa membunuh pengikut Firaun ketika berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air dengan korban.
7. Musa menjadi ketakutan di kota Mesir, karena telah membunuh pengikut Firaun. Bahkan datang seorang informan, bahwa para pemimpin pasukan Firaun telah bersepakat untuk membunuh Musa.
8. Musa keluar mesir dengan penuh ketakutan, beliau berjalan ke arah Madyan.
9. Di tengah perjalanan beliau menjumpai dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk ternaknya, namun mereka tidak mampu melakukannya. Kemudian dibantu Musa.
Di saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi tiada lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, tidak mungkin kembali ke Mesir dalam waktu dekat. Di saat itulah, Musa merasa sangat butuh pertolongan Tuhannya. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa,
فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
Musa memberi minum ternak itu untuk menolong kedua wanita itu, kemudian dia duduk di tempat yang teduh lalu berdoa: “Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku “. (QS. Al-Qashas: 24).
Gayung pun bersambut, seusai doa Allah hilangkan keresahan Musa, setahap demi setahap. Datanglah salah satu diantara wanita yang ditolong Musa, menawarkan kepada Musa agar mampir ke rumahnya. Menemui ayah sang gadis.
1. Allah berikan jaminan keamanan kepada Musa, dengan Allah kumpulkan beliau bersama orang soleh (ayah si gadis).
2. Si ayah menikahkan Musa dengan salah satu putrinya.
3. Musa mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang aman di kota Madyan.
4. Musa mendapatkan tongkat yang akan menjadi mukjizatnya.
5. Musa diajak oleh Allah untuk menuju lembah penuh berkah, lembah Tuwa.
6. Di lembah ini, Allah berbicara langsung dengan Musa menjadikannya sebagai Nabi.
7. Musa mendapatkan banyak Mukjizat untuk melawan Firaun.
8. Allah mengangkat saudara Musa, Harun, sebagai Nabi, yang akan membantu Musa dalam berdakwah.
9. Allah memenangkan Musa dan Firaun ditenggelamkan di laut merah.
Anda bisa perhatikan, kemenangan dan keberhasilan bertubi-tubi Allah berikan kepada Musa. Yang semua itu dimulai setelah dia berdoa dengan penuh rasa harap, merasa fakir di hadapan Allah, memohon agar Allah menurunkan banyak kebaikan untuknya.
Seperti itulah diantara adab dalam berdoa. Berdoa dan memohon kepada Allah, di saat Anda merasa sangat membutuhkan pertolongan Allah, menjadikan doa mustajab. Karena Anda merasa sangat dekat dengan Allah. Sehingga doa yang dilantunkan menjadi sangat berkualitas.
Berbeda dengan doa yang sifatnya rutinitas. Membaca teks Arab, namun tidak diiringi kehadiran hati. Hanya sebatas di lisan, tanpa ada perasaan butuh kepada Allah. Kondisi ini menjadikan doa kita tidak mustajab. Sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya lalai.” (HR. Turmudzi 3479, Hakim dalam al-Mustadrak 1817 dan dihasankan oleh al-Albani).
Allahu a’lam

Diambil dari artikel www.KonsultasiSyariah.com
Read more ...

Pelajaran dari Kisah Sujudnya Para Malaikat kepada Adam


Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menempatkan Adam dan anak keturunannya dalam kedudukan yang mulia, lebih mulia dari para makhluk-Nya yang lain. Salah satu bukti yang menunjukkan hal tersebut adalah setelah Allah menciptakan Adam, Allah perintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam ‘alaihi shalatu wa salam.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Peristiwa sujudnya para malaikat kepada Adam terkadang menimbulkan polemik di sebagian umat Islam atau memang isu ini sengaja dilemparkan ke tengah-tengah umat Islam untuk menebar kerancuan dengan mempertanyakan “Mengapa Allah meridhai makhluk-Nya sujud kepada selain-Nya? Bukankah ini sama saja melegitimasi kesyirikan? Dan Iblis adalah hamba Allah yang benar-benar mentauhidkannya karena menolak untuk sujud kepada Adam”. Kurang lebih demikian kalimat rancu yang sering dibesar-besarkan oleh sebagian kalangan.
Yang perlu kita ketahui adalah para ulama membagi sujud ke dalam dua bagian; pertama, sujud ibadah dan yang kedua sujud (tahiyah) penghormatan.
Sujud ibadah hanya boleh dipersembahkan kepada Allah semata tidak boleh kepada selain-Nya. Allah tidak pernah memerintahkan satu pun dari makhluk-Nya untuk bersujud kepada selain-Nya dalam rangka untuk beribadah kepada makhluk tersebut. Para malaikat Allah perintahkan sujud kepada Adam bukan dalam rangka sujud ibadah tetapi sujud penghormatan.
Sujud penghormatan merupakan bagian dari syariat umat-umat terdahulu, kemudian amalan ini diharamkan dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antara contoh sujud penghormatan adalah sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam. Demikian juga mimpi Nabi Yusuf yang ia ceritakan kepada Ayahnya Nabi Ya’qub lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Di dalam surat Yusuf dikisahkan,
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (QS. Yusuf: 4)
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ
Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku inilah ta´bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan…” (QS. Yusuf: 100)
Inilah di antara contoh-contoh sujud penghormatan yang merupakan bagian dari syariat umat terdahulu.
Pengalaman serupa juga pernah terjadi kepada Muadz bin Jabal tatkala melihat ahlul kitab di Syam. Tatkala pulang dari Syam, Muadz sujud di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَا هَذَا يَا مُعَاذُ قَالَ أَتَيْتُ الشَّامَ فَوَافَقْتُهُمْ يَسْجُدُونَ لِأَسَاقِفَتِهِمْ وَبَطَارِقَتِهِمْ فَوَدِدْتُ فِي نَفْسِي أَنْ نَفْعَلَ ذَلِكَ بِكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَفْعَلُوا فَإِنِّي لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا
“Apa-apaan ini, wahai Mu’adz?” Muadz menjawab, “Aku baru datang dari Syam. Yang kulakukan ini serupa dengan mereka, (orang-orang di sana) mereja sujud untuk uskup dan pendeta-pendeta mereka. Aku pun berkeinginan melakukannya kepadamu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jangan kau lakukan. Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk bersujud, maka akan kuperintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR Ibnu Majah, No. 1853).
Apa yang dilakukan penduduk Syam adalah contoh dari syariat terdahulu yang masih mereka amalkan, mereka sujud kepada pemuka-pemuka agama dan tokoh-tokoh mereka sebagai penghormatan untuk para pembesar tersebut, bukan untuk menyembah mereka.
Di antara contoh lainnya juga, ada seekor hewan melata yang sujud kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau melarangnya karena sujud kepada makhluk, baik itu sujud penghormatan terlebih lagi sujud untuk ibadah, haram hukumnya dalam syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam timbangan syariat Muhammad (baca: syariat Islam) sujud penghormatan sama saja dengan sujud ibadah, haram hukumnya apabila dipersembahkan kepada selain Allah.
Pelajaran lainnya yang dapat kita petik dari peristiwa sujudnya para malaikat kepada Nabi Adam ‘alaihissalam adalah, iblis termasuk dari bangsa jin bukan dari golongan malaikat sebagaimana yang dipahami oleh sebagian orang.
Malaikat diciptakan dari cahaya, sedangkan bangsa jin termasuk iblis, Allah ciptakan dari api. Allah berfirman,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya…” (QS. Al-Kahfi: 50)
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS. Al-A’raf: 12)
Dengan demikian iblis bukanlah dari golongan malaikat, saat itu ia hanya bersama dengan para malaikat Allah yang taat. Ada yang menyatakan, dahulu iblis adalah bangsa jin yang taat kepada Allah. Inilah alasannya ia dimuliakan dengan dikumpulkan bersama para malaikat walaupun ia bukan malaikat. Namun akhirnya sifat sombongnya terlihat di hadapan para malaikat, tatkala Allah mengujinya dengan memerintahkan untuk sujud kepada Adam.
Sumber: Fabihudahum Iqtadir

Artikel www.KisahMuslim.com
Read more ...

Benarkah Nabi Nuh Tidak Bersabar Karena Meminta Adzab Untuk Kaumnya?


Sebagian orang ada yang menuduh Rasulullah Nuh ‘alaihissalam bukanlah seorang Rasul yang sabar menghadapi kaumnya, padahal Allah sendiri menggelarinya ulul azmi di antara para rasul. Alasan orang-orang yang menuduh Nabi Nuh tidak sabar karena Nabi Nuh memintakan adzab kepada Allah untuk kaumnya.
Mari pahami alur kisahnya, mengapa Nabi Nuh mengucapkan demikian, sehingga kita tidak berburuk sangka kepada utusan Allah yang mulia.
Kaum Nuh adalah kaum yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak hanya melakukan kekufuran, mereka juga senantiasa menantang Nabi Nuh untuk mendatangkan adzab sebagai bukti kebenaran dakwahnya itu. Mereka mengatakan,
يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
“Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami adzab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Hud: 32)
Namun Nabi Nuh tetap bersabar dan tidak membalas perkataan mereka dengan meng-iya-kannya atau meanggapinya dengan ancaman, beliau hanya mengatakan bahwa keputusan adzab bukanlah kehendaknya, melainkan hanya kehendak Allah semata.
قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ
Nuh menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri”. (QS. Hud: 33)
Nabi Nuh yang telah berdakwah selama 950 tahun, tidak hanya di siang hari namun juga di malam hari beliau tidak berhenti menyeru kaumnya. Selama masa yang panjang itu pula beliau bersabar atas gangguan fisik maupun psikis yang ia terima.
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, namun seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Nuh: 6-7)
Tidak hanya menolak seruan Nabi Nuh, mereka pun mengejeknya dengan menutupi telinga-telinga mereka.
وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat.” (QS. Nuh: 8)
Allah Ta’ala pun menanggapi kaum Nuh yang sangat melampaui batas ini dengan berfirman, mengabarkan kepada Rasulullah Nuh ‘alaihi ash-shalatu wa as-salam bahwa tidak ada lagi kaumnya yang akan beriman kepadanya.
وَأُوحِيَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
“Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Hud: 36)
Artinya, tidak akan ada lagi yang akan beriman kepada seruanmu setelah 9 orang yang telah mengikutimu.
Mendengar firman Allah ini, Nuh sadar Allah akan segera menurunkan adzab-Nya kepada kaumnya.
وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا. إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوا إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا
“(Jika demikian) Rabb-ku, maka jangan engkau sisakan seorang pun orang kafir di atas bumi ini. Jika Engkau membiarkan mereka, pastilah mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu (yang lain), dan mereka pun akan melahirkan keturunan yang senantiasa berbuat dosa dan kekufuran.” (QS. Nuh: 26-27)
Demikianlah syariat terdahulu, ketika sebuah kaum melakukan dosa dan melampaui batas, maka Allah akan menurunkan adzab-Nya langsung di dunia dengan membinasakan mereka. Lihatlah kaum ‘Add umat Nabi Hud, ketika mereka ingkar dan terus-menerus menyomobongkan diri, Allah binasakan mereka dengan angin topan. Umat Nabi Luth, Allah buat mereka binasa dengan menghujani batu api dari langit kemudian membalikkan bumi yang mereka pijak.  Bangsa Madyan, umat Nabi Syuaib Allah hancurkan mereka dengan suara guntur yang menggelgar sehingga mereka tewas seketika seolah-olah tidak pernah ada orang yang tinggal di daerah itu sebelumnya. Firaun, Qarun, dll. Allah segerakan adzab mereka di dunia dan nanti adzab yang lebih besar di akhirat.
Berbeda dengan umat Nabi Muhammad yang Allah utamakan atas umat lainnya, Allah tunda adzab-Nya di akhirat kelak, dan memperpanjang masa bagi umat Muhammad agar berpikir dan bertaubat. Semua itu Allah lakukan dengan hikmah dan ilmu-Nya, dan hendaknya kita bersyukur atas hal ini.
Dan akhirnya adzab yang mereka nanti-nantikan itu datang, langit menurunkan air yang sangat deras dan bumi pun mengeluarkan air yang melimpah. Bumi pun menjadi lautan yang sangat besar, yang ombaknya saja setinggi gunung.
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.” (QS. Hud: 42)
Demikianlah Allah menetapkan takdir untuk kaum Nabi Nuh.

Artikel www.KisahMuslim.com
Read more ...

Inilah Akibat Memperlakukan Seorang Ibu Sebagai Pembantu Bagi Dirinya

Seorang anak berlaku kasar kepada ibunya. Dia tidak hanya suka teriak-teriak di wajahnya, akan tetapi suka mencaci dan memakinya. Ibunya yang telah tua, seringkali berdoa kepada Allah ta’ala agar Allah meringankan kekerasan dan kekejaman anaknya. Dia menjadikan ibunya sebagai pembantu yang membantu dan mengurusi segala kebutuhannya, sedangkan ibunya sendiri tidak membutuhkan pengurusan dan bantuannya. Betapa sering air matanya mengalir di kedua pipinya, berdoa kepada Allah ta’ala agar memperbaiki belahan hatinya dan memberikan hidayah kepada hatinya.
Pada suatu hari dia menemui ibunya dengan raut wajah kejahatan yang terlihat dari kedua matanya. Dia berteriak-teriak di wajah ibunya, “Apakah ibu belum menyiapkan makanan juga?” Dengan segera ibunya mempersiapkan dan menghidangkan makanan untuknya. Akan tetapi tatkala dia melihat makanan yang tidak dia suka, maka dia melemparnya ke tanah.
Dia marah dan berucap, “Sungguh, aku kena musibah dengan wanita yang sudah tua renta, aku tidak tahu, kapan aku bisa berlepas diri darinya.” Ibunya menangis seraya berkata, “Wahai anakku, takutlah kamu kepada Allah terhadapku. Tidakkah kamu takut kepada Allah? Tidakkah kamu takut akan murka dan kemarahanNya?” Karena mendengar kata-kata ibunya, maka kemarahannya pun memuncak, dia memegang baju ibunya dan mengangkatnya. Dia mengguncang-guncang ibunya dengan kuat seraya menghardik, “Dengar, aku tidak mau dinasihati. Bukan aku yang mesti dibilang harus bertakwa kepada Allah.”
Lalu dia melempar ibunya. Ibunya jatuh tersungkur. Tangisnya bercampur dengan tawa anaknya yang penuh dengan kepongahan seraya mengatakan, “Ibu pasti akan mendoakan kecelakaan bagiku. Ibu mengira Allah akan mengabulkannya.” Kemudian dia keluar rumah sambil mengolok-olok ibunya. Sementara sang ibu, dia berlinangan air mata kesedihan, menangis siang dan malam tiada henti.
Adapun anaknya, dia lalu menaiki mobilnya. Bergembira dan bersuka cita sambil mendengarkan musik. Dia kencangkan volume tapenya. Dia lupa akan apa yang telah dia perbuat terhadap ibunya yang malang. Dia meninggalkan ibunya dalam keadaan bersedih hati sendirian, hatinya menelan rasa sakit, mengalami kesedihan yang sangat mendalam.
Dia punya acara ke luar kota. Tatkala mobilnya melaju di jalan raya dengan kecepatan membabi buta, tiba-tiba ada seekor unta berada di tengah jalan. Dia terguncang dan kehilangan keseimbangan. Dia mencoba untuk menguasai keadaan, akan tetapi tidak ada jalan keluar dari takdir. Dalam kecelakaan itu, ada potongan besi mobil yang masuk ke dalam perutnya, akan tetapi dia tidak langsung tewas. Allah ta’ala menangguhkan kematiannya. Dia berpindah dari operasi satu ke operasi yang lain, hingga akhirnya terbaring di tempat tidur, tidak bisa bergerak sama sekali. (Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 69-71.)
Sumber: “Sungguh Merugi Siapa yang Mendapati Orang Tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga”, Ghalib bin Sulaiman bin Su’ud al-Harbi, Pustaka Darul Haq Jakarta.
Read more ...

Kisah Menakjubkan Seorang Ibu

"Seorang ibu bisa mengurus sepuluh orang anak, tapi sepuluh orang anak belum tentu mampu mengurus seorang ibu”.

oleh Ummu Faari’AR
Saudara/i ku seiman..para facebooker yang dirahmati Allah..sungguh tak sekali pun kudengarkan muhadharah ini kecuali saya dalam keadaan berlinang airmata, saya terjemahkan untuk kita semua, moga kecintaan pada Ibu selalu diingatkan oleh Allah dalam hati-hati kita…selama beliau masih bersama kita..
Suatu hari seorang wanita duduk santai bersama suaminya , pernikahan mereka berumur 21 tahun, mereka mulai bercakap dan ia bertanya pada suaminya, ” Tidakkah engkau ingin keluar makan malam bersama seorang wanita?”. Suaminya kaget dan berkata,” Siapa? Saya tak memiliki anak juga saudara”. Wanita itupun kembali berkata,” Bersama seorang wanita yang selama 21 tahun tak pernah kau temani makan malam”. Tahukah kalian siapa wanita itu??
Ibunya…
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا
كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al Isra’: 23-24)
Wanita itu berkata pada suaminya, ”Selama kita bersama tak pernah engkau bersama ibumu walau sejenak saja, hubungilah beliau, ajak makan malam berdua..luangkan waktumu untuknya”, suaminya terlihat bingung, seakan-akan ia lupa pada ibunya.
Maka hari itu juga ia menelpon ibunya, menanyakan kabar dan berkata “ Ibu, gimana menurutmu jika kita habiskan malam ini berdua, kita keluar makan malam. Saya akan menjemput ibu, bersiaplah”. Ibunya heran, ” Anakku, apakah terjadi sesuatu padamu?” jawabnya. ” Tidak ibu”, berulang kali sang ibu bertanya.
“ Ibu, malam ini saya ingin keluar bersamamu”. Mengherankan! Ibunya begitu tak percaya namun sangat bahagia.
“Mungkin kita bisa makan malam bersama, bagaimana menurutmu?”. Ibunya kembali bertanya, ”Saya keluar bersamamu anakku?”
Ibunya seorang janda, ayahnya telah lama wafat, dan anak lelakinya teringat padanya setalah 21 tahun pernikahannya. Hal yang sangat menggembirakannya, begitu lama waktu telah berlalu ia dalam kesendirian, dan datanglah hari ini, anaknya menghubunginya dan mengajaknya bersama. Seolah tak percaya, diapun bersiap jauh sebelum malam tiba. Tentu, dengan perasaan bahagia yang meluap-luap! Ia menanti kedatangan anaknya.
Laki-laki itupun bercerita : “ Setibaku di rumah menjemput ibu, kulihat beliau berdiri di depan pintu rumah menantiku”
Wanita tua…menantinya di depan pintu!
“Dan ketika beliau melihatku, segera ia naik ke mobil. Saya melihat wajahnya yang dipenuhi kebahagiaan, ia tertawa dan memberi salam padaku, memeluk dan menciumku, dan berkata: Anakku, tidak ada seorang pun dari keluargaku..tetanggaku…yang tidak mengetahui kalau saya keluar bersamamu malam ini, saya telah memberitahukan pada mereka semua, dan mereka menunggu ceritaku sepulang nanti”
Lihat bagaimana jika seorang anak mengingat ibunya!
Sebuah syair berbunyi :
Apakah yang harus kulakukan agar mampu membalas kebaikanmu?
Apakah yang harus kuberikan agar mampu membalas keutamaanmu?
Bagaimanakah kumenghitung kebaikan-kebaikanmu ?
Sungguh dia begitu banyak..sangat banyak..dan terlampau banyak!
Dan kami pun berangkat, sepanjang jalan saya pun bercerita dengan ibu, kami mengenang hari-hari yang lalu.
Setiba di restoran, saya baru menyadari bahwa baju yang dikenakan ibu adalah baju terakhir yang Ayah belikan untuknya, setelah 21 tahun saya tak bersamanya tentu pakaian itu terlihat sangat sempit, dan saya pun terus memperhatikan ibuku.
Kami duduk dan datanglah seorang pelayan menanyakan menu makanan yang hendak kami makan, kulihat ibu membaca daftar menu dan sesekali melirik kepadaku, akhirnya kufahami kalau ibuku tak mampu lagi membaca tulisan di kertas itu. Ibuku sudah tua dan matanya tak bisa lagi melihat dengan jelas.
Kubertanya padanya,” Ibu, apakah engkau mau saya bacakan menunya?” Beliau segera mengiyakan dan berkata, “ Saya mengingat sewaktu kau masih kecil dulu, saya yang membacakan daftar menu untukmu, sekarang kau membayar utangmu anakku..kau bacakanlah untukku”
Maka sayapun membacakan untuknya, dan demi Allah..kurasakan kebahagiaan merasuki dadaku..
Beberapa waktu datanglah makanan pesanan kami, saya pun mulai memakannya. Tapi ibuku tak menyentuh makanannya, beliau duduk memandangku dengan tatapan bahagia. Karena rasa gembira beliau merasa tak selera untuk makan.
Dan ketika selesai makan, kami pun pulang, dan sungguh, tak pernah kurasakan kebahagian seperti ini setelah bertahun-tahun. Saya telah melalaikan ibuku 21 tahun lamanya.
Setiba di rumah, kutanyakan padanya : “ Ibu..bagaimana menurutmu kalo kita mencari waktu lain untuk keluar lagi?” beliau menjawab,” Saya siap kapan saja kau memintaku!”
Maka haripun berlalu, Saya sibuk dengan pekerjaan..dengan perdagangan..dan terdengar kabar Ibuku jatuh sakit. Dan beliau selalu menanti malam yang telah kujanjikan. Hari terus berlalu dan sakitnya kian parah. Dan…Ibuku meninggal dan tak ada malam kedua yang kujanjikan padanya.
Setelah beberapa hari, seorang laki-laki menelponku, ternyata dari restoran yang dulu kudatangi bersama ibuku. Dia berkata,” Anda dan istri Anda memiliki kursi dan hidangan makan malam yang telah lunas”
Kami pun ke restoran itu, setiba disana..pelayan itu mengatakan bahwa Ibu telah membayar lunas makanan untuk saya dan istri. Dan menulis sebuah surat berbunyi :
“Anakku, sungguh saya tahu bahwa tak akan hadir bersamamu untuk kedua kalinya. Namun, saya telah berjanji padamu, maka makan malamlah dengan uangku, saya berharap istrimu telah menggantikanku untuk makan malam bersamamu”
Saya menangis membaca surat ibuku…dimana saya selama ini ?? di mana cintaku untuk Ibu?? Selama 21 tahun….
….dikisahkan kembali dari muhadharah syekh Nabil al ‘audhy-hafizhahullahu ta’ala-
Read more ...

Hidayah Menyapa Melalui Seorang Tuna Netra

Tumbuh dan besar dalam keluarga yang demokratis, membuat aku dan adik-adikku terbiasa dalam nilai-nilai penuh kebebasan selama tetap bertanggung jawab dan tidak keluar jalur. Orang tua membebaskan aku dan saudaraku ikut kegiatan apa saja di luar rumah asal jelas dan izin orang tua. Dan pada akhirnya, kepercayaan orang tuaku itu kusalah artikan.
Berawal dari keisengan membeli kupon permainan ketangkasan di sebuah pusat perbelanjaan, akhirnya menjadi hobi yang tak bisa kutinggalkan. Sepulang sekolah aku habiskan waktuku di sana. Bila tidak bermain “judi kecil-kecilan”, aku sibuk dengan game yang juga banyak menyajikan permainan ketangkasan dengan tukar koin.

Aku sudah kecanduan kelas berat. Bahkan sering tanpa kusadari, aku melakukan gerakan-gerakan memencet tombol game atau tiba-tiba berteriak karena merasa kalah atau menang game. Meski menjadi bahan tertawaan, aku tak peduli.
Oleh guru kelas, aku sering ditegur karena tak lagi bisa konsen mengikuti pelajaran. Belum lagi nilaiku yang turun drastis. Tak berhenti sampai di situ, emosiku mulai sering tak terkendali bila dalam sehari tak berada di depan permainan-permainan itu. Pendeknya bagaimana pun caranya aku harus bisa memenuhi hasrat bermainku. Jadilah aku seorang pencuri.
Korban pertamaku adalah iuran SPP tiap bulan. Berturut-turut kemudian dompet ibu dan ayahku. Lama-kelamaan aku mulai berani mencuri di luar.
Tak terhitung entah berapa kali aku mengambil sesuatu yang bukan hakku. Berkali-kali aku tertangkap basah. Namun itu belum cukup membuatku jera. Aku melakukan semua itu seolah tanpa beban. Ayah dan ibu sampai angkat tangan dan kehilangan akal mengatasiku.
Imbas lain dari kenakalanku itu, bolak-balik aku harus pindah sekolah yang biasanya hanya bertahan dalam hitungan bulan. Sampai pada akhirnya aku drop out sebelum bisa menyelesaikan kelas dua. Ibu dan ayah sangat marah dan kecewa. Sebab segala nasihatnya tak pernah satupun kuindahkan. Hanya sekedar lewat. Masuk telinga kiri, keluar telinga kanan.
Bukannya berubah, sejak “DO” dari sekolah, justru kenakalanku bertambah. Aku mulai terjebak dalam minuman keras dan kehidupan malam di bar-bar. Berangkat menjelang sore, menjelang pagi baru tiba di rumah. Sepanjang siang bila tak di ajak keluar teman, kuhabiskan waktu untuk tidur. Shalat? Aku tak sempat lagi memikirkannya. Di otakku yang ada hanya kenikmatan-kenikmatan dunia. Tak sedikitpun aku berpikir tentang mati atau masa depan. Jadilah aku manusia yang hidup tanpa tujuan sama sekali.
Hingga suatu hari, di rumah aku kedatangan saudara sepupu. Yang kudengar ia akan tinggal bersama kami dalam waktu yang cukup lama untuk sekolah. Ia seorang tuna netra sejak usia menjelang tujuh tahun. Berawal dari sakit panas yang membawanya dalam kebutaan permanen.
Semula aku tak peduli padanya. Bahkan aku sempat berpikir kehadirannya akan membuat repot seisi rumah, termasuk aku. Apa-apa harus dibantu, jalan mesti dituntun. Pendeknya dalam otakku yang ada adalah prasangka buruk tentangnya dan segudang kerepotan yang akan muncul dengan kedatangannya di rumah. Membayangkan saja sudah repot, bagaimana kalau sudah benar-benar datang?
Ternyata dugaanku benar. Hari pertama ia tiba ia sudah banyak bertanya tentang seluk beluk denah rumah. Di mana tempat MCK, di mana letak ini itu. Sangat menyebalkan menurutku. Kadang aku tak dapat menahan tawa, di awal pekan kehadirannya ia sering menabrak sana-sini, hingga membuatku berteriak-teriak mengingatkannya. Benar-benar bikin repot.
Pekan berikutnya ia sudah hafal tempat-tempat di rumah. Tiap hari kerjanya menyapu, bersih-bersih rumah bahkan ia menyikat kamar mandi juga menyetrika! Aku diam-diam terkagum-kagum. Meski seusia dengannya, belum pernah aku yang normal begini mengerjakan semua tugas itu. Semua beres di tangan ibu.
Belum lagi ia rajin shalat dan mengaji dengan Al Quran Braille. Suaranya merdu dan tak jarang sesekali suaranya tersendat seperti menahan tangis saat membaca Al Quran. Sering aku diam-diam berada di belakangnya, memerhatikan ia meraba-raba titik-titik yang bertonjolan di buku Al Qurannya. Sumpah, dia bisa membuatku bangun pagi atau tak membuatku pergi serta rela tak tidur siang hanya untuk bisa memerhatikan dan mengamatinya.
Jika ia yang tak sempurna saja begitu rajin dan semangat belajar juga beribadah, kenapa aku yang sehat justru sibuk maksiat. Entah, ada kekuatan dari mana, meski malu-malu kucing pada awalnya, aku sering diam-diam menjadi makmum di sampingnya. Biasanya ia akan tersenyum dan menepuk punggungku seraya berucap syukur. Lama-kelamaan aku merasa dekat dengannya. Sedikit demi sedikit aku mulai berubah, meski aku harus mati-matian menahan keinginan lamaku. Alhamdulillah, pada akhirnya aku bisa berhenti dan lepas dari semua itu. Kutinggalkan masa laluku tanpa keraguan sedikitpun.(***)
Jazakallah khair untuk Mas Widi, syukran untuk semuanya.
Read more ...

Kisah Nyata Tentang Bahaya Ghibah – Menggunjing

Tetanggaku satu ini, memang terbiasa lidahnya. Ada saja pembicaraan yang lantas jadi gosip-gosip murahan keluar dan lisannya. Ibarat radar, sinyalnya besar, ibarat wartawan ia jeli memilih berita, hingga oplah penjualan berita dari bibir ke bibir selalu bikin heboh warga sekitar.
Sebagai tetangga, kami semua sudah sering menegurnya meski dengan bergurau.
Nggak capai Bu, ngejar berita melulu? Wartawan saja pake libur, habis ngeliput.Njenengan (kamu) kok nggak ada capainya”.
Lho ngomongin orang itu enak, Mbak. Lagian yang diomongin fakta bla..bla..bla”.
Selalu saja ada alasannya dan biasanya ia tertawa ngakak bila ditegur. Sebenarnya Bu Nik -panggil saja begitu- orangnya baik, ringan tangan menolong tetangga atau siapa saja yang membutuhkan tanpa diminta. Ia juga supel dan ramah, hanya saja, lisannya itu membuat orang geleng kepala dan mengelus dada.
Sebenarnya banyak orang yang ingin marah atau tak suka dengan kebiasannya itu tapi tak ada yang bertindak.
Lebih-lebih akhir-akhir ini, pembicaraannya mulai menyulut kemarahan beberapa orang. Hal itu disebabkan mereka merasa dirugikan dengan pembicaraan yang disebar Bu Nik ke orang-orang. Di depan si A Bu Nik bilang kalau Bu B mengatakan begini begitu soal A, di depan bu B Bu Nik menyatakan hal sehaliknya, sama-sama sama termakan omongan Bu Nik keduarnya bertengkar hebat. Bahkan sampai adu fisik saat pertemuan RT. Aku dan beberapa ibu-ibu yang hendak melerai malah kena pukulan nyasar. Pipiku lebam, mataku bengkak dan merah. Pertemuan RT pun bubar dengan ruangan yang berantakan.
Saat di bawa ke Rumah RT, Bu Nik adem ayem saja seolah tanpa dosa. Akhirnya, alhamdulillah, masalah selesai. Bu A dan Bu B akur lagi, tapi hubungan mereka dengan Bu Nik jadi berjarak. Bu Nik juga dinasihati Pak RT.
Beberapa bulan kemudian aku yang jadi korbannya. Tak tanggung-tanggung, aku dituduhnya orang yang tidak amanah menggelapkan uang warga. Naudzubillah. Sepeser pun aku tidak rnengambilnya. Asal mulanya, ia hendak meminjam uang tabungan warga untuk suatu keperluan. Kala itu aku mengatakan padanya kas tabungan kosong, hanya tinggal ± 50 ribu. Karena sudah dipinjam beberapa warga lain. Hal itu ada bukti catatannya. Tapi dasar lidahnya “gatal”, ia menyebarkan ke orang-orang bahwa uang tabungan “kumakan” sendiri. Pantas saja, aku beberapa kali mendengar kasak-kusuk tak enak soal aku dan tabungan warga. Bahkan ada beberapa warga yang tidak mengecek kebenarannya langsung bicara menyakitkan padaku. Bahkan kerudungku juga dibawa-bawa!!!
Hatiku sakit, juga malu sendiri. Aku mencari tahu sumber berita itu, setelah izin RT, karena itu menyangkut nama baikku juga keluargaku. Ternyata sulit mencari keadilan dan kebenaran. Selama masalah itu bergulir, aku pasrahkan tugas bendahara pada bu RT, lengkap dengan catatannya. Pembicaraan di luar kian menyudutkan dan membuat aku terpuruk. Hingga aku jatuh sakit. Alhamdulillah, suami menguatkanku.
“Sudah biarkan saja Mi, kalau kaya gini terus Ummi sendiri yang rugi. Hasbunallah wa ni’mal wakil, Mi… Allah nggaktidur”.
Benar saja, hingga suatu Maghrib, seorang warga yang tempo hari sempat bicara kasar padaku, datang ke rumah meminta maaf. Katanya ia mendapat berita itu dari Bu Nik dan Ia percaya begitu saja. Terus saat rapat RT, kebetulan aku tak datang karena sakit, Bu RT meluruskan berita miring soal aku, lengkap dengan data-data catatan tabungan di depan forum rapat. Walhamdulillah. Beban berat hati seolah dihimpit batu berton-ton, lepas sudah. Esoknya aku menerima beberapa kunjungan ibu-ibu yang tempo hari termakan isu itu. Dan dari mereka, aku tahu sumber berita itu adalah Bu Nik, mereka meminta maaf.
Saat melihat Bu Nik datang ke rumah meminta maaf, hari berikutnya, ingin rasanya aku marah. Tapi melihatnya menangis aku tak tega, ia bilang dimarahi suaminya soal itu. Aku menasihatinya, berharap ia berubah.
Janji tinggal janji. Bu Nik berulah lagi. Kali ini dengan tetangga belakang. Tanpa ba-bi-bu, tetangga belakang melabraknya ke rumah di siang hari bolong. Hampir saja terlambat, tongkat sudah diayun, kaca rumah Bu Nik pecah berantakan. Aku dan suami, yang qadarullah tinggal di depan rumah Bu Nik, langsung menghambur keluar.
“Sabar, Bu!!! Sabar!! Istighfar!! Nggak pantas kaya gini!! Tolong, bicara baik-baik!”
Aku dan suami memberanikan diri melerai, meski jujur takut kena pukul seperti dulu. Alhamdulillah, tetangga lain mulai berdatangan membantu, meredakan suasana. Bu Nik menangis dibelakang pintu, ketakutan. Suaminya ditelpon pak RT agar izin dulu untuk pulang. Suaminya terkejut mendapati rumah berantakan dan penuh orang.
“Ada apa lagi sih, Ma?! Bikin gara-gara apa lagi Kamu? Nggak ada kapok-kapoknya bikinmalu. Kalau kamu nggak juga berubah, kamu hidup sendiri saja. Malu aku punya istri tak bisa dididik baik-baik!!kasihan anakmu, kasihan gua mi, keluarga kita, kasihan orang lain. Bikin susah semua orang”
Hampir ia ditampar suaminya, tapi berhasil ditahan keluarga. Kami sebenarnya kasihan melihat, tapi ia memang pantas menerimanya, agar menjadi pelajaran. Ada saran beberapa warga yang sakit hati untuk membawanya ke kantor polisi, biar kapok dan tak mengganggu lagi. Bahkan suaminya pasrah. Bu Nik histeris meminta ampun. Pak RW dan Pak RT menengahi.
Akhirnya, ia diminta membuat surat pernyataan bermaterai agar tidak mengulangi perbuatannya lagi, bila masih ingin tinggal di RT kami. Alhamdulillah, Bu Nik menepati janjinya. Ia juga jarang keluar rumah, tak seperti dulu, tak tahu waktu. Ia juga memintaku mengajarinya membaca Iqra’. Sebuah awal perubahan yang menggembirakan.
Umm…, aku mau berubah, benar-benar tobat. Aku sudah menyusahkan banyak orang selama ini. ”Aku memeluknya bahagia. Kini, tak ada lagi biang gosip dan masalah di RT kami. Hubungan antar tetangga terjalin baik dan saling menghargai. (***)
Sebagairnana kisah Mbak N di P kepada Ummu Zubair“Salam hangat untuk tetangga-tetangga baikku di Cemara. Mohon maaf untuk sernua salah dan khilaf”

*** Dari majalah NIKAH SAKINAH vol 9 no 12
Read more ...

Do’a Mama

Panggung adalah tempat aku mengekspresikan seluruh jiwa seni yang kupunya. Dari berlenggak-lenggok dalam peragaan busana hingga beraksi dalam merdunya suara. Ya, aku memang bergelut dalam dunia fashion juga anak band. Panggung ibarat rumah kedua buatku. Kilatan kamera adalah hidupku.
Uang, materi… jangan ditanya. Aku sudah bisa meraupnya sejak usia belia, aku bisa memenuhi kebutuhanku sendiri juga membantu ekonomi keluarga. Sayang, seiring bertambahnya waktu dan usiaku, semua berubah. Bukan perubahan baik, namun inilah awal dari kehancuranku.
Usia remaja membawaku pada pencarian jati diri, begitu orang bilang. Aku yang semula anak mama, kini merasa terkekang dengan kehadiran mama. Ya, mama yang membuat seluruh jadwal kegiatanku. Katanya sih, agar aku punya waktu istirahat, bisa ngaji, mengerjakan tugas sekolah ataupun show, hingga tak bertabrakan waktunya. Mulanya aku memahami maksud baik mama, tapi kini semua penilaianku berubah. Aku merasa mama mengatur hidupku.
Aku mulai menjadi pemberontak dan pembangkang. Bila mama mengingatkan aku harus mengaji, shalat, mengerjakan PR atau jadwal kegiatanku, aku akan marah pada mama. Aku akan pergi dari rumah tanpa pamit, menghabiskan waktu bersama teman-teman dan baru pulang larut malam.
Kontan saja mama yang khawatir menjadi sangat marah, lebih-lebih karena aku perempuan. Mama sampai menangis karena panik dan khawatir. Bayangkan, pukul satu dini hari aku baru tiba di rumah. Itu pengalaman pertamaku pulang malam.
Shalat dan mengaji mulai aku lalaikan. Tugas sekolahpun banyak yang terbengkalai. Padahal ujian kenaikan kelas hampir tiba. Aku tak peduli. Hari-hariku sibuk di luar rumah. Di luar kegiatan show, aku lebih banyak nongkrong bersama teman-teman. Aku makin susah diatur. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai hubunganku dengan mama.
Aku makin tak menghargai mama sebagai orang tua tunggalku, semenjak papa meninggal. Aku tak pernah peduli apa kata mama dan segudang nasihat baiknya. Dari hari ke hari, aku kian tak terkendali. Bahkan suatu hari, aku pernah mengumpat mama dan menganggapnya parasit dalam hidupku. Gara-garanya sepele, mama mengingatkan aku untuk tidak berhubungan dengan seorang pria.
Aku yang tengah mabuk cinta menjadi gelap mata. Aku mengumpat mama dan menuduhnya ingin menikmati hasil jerih payahku. Mama tak berkata apa-apa saat itu. Ia hanya menangis diiringi pandangan iba dua orang adikku. Adik bungsuku bahkan mengatakan aku anak durhaka dan mendoakan buruk diriku. Kukemasi baju-bajuku, dengan hati meradang. Satu tujuanku, menginap di rumah teman dan bersenang-senang. Mama sempat menahanku, tapi kuhempas tangannya dengan keras.
Astaghfirullah… Mama nggak punya maksud apa-apa Ri. Mama hanya ingin menjagamu…!”
Memang dibanding dua adik perempuanku, aku berbeda. Dari sejak SD, adik-adikku telah rapi menutup aurat. Sementara aku justru sebaliknya. Aku selalu membayangkan diriku menjadi seorang bintang panggung. Dari semula mama kurang setuju, tapi ia tak bisa menahan keinginanku.
Begitulah, hari itu aku pergi bersama teman-teman, berbaur dengan teman-teman pria dalam satu mobil. Kami menghabiskan hari itu hingga larut malam. Satu per satu teman-temanku diantar pulang. Tinggal aku dan tiga orang teman priaku. Mobil melaju tenang membelah jalan. Dari kaca spion, kulihat mereka berbisik. Aku tiba-tiba merasa gelisah. Hatiku kian tak tenang, saat mobil berbelok di jalan yang tak biasa kulalui, jalan alternatif keluar kota dan sepi…
Di perkebunan yang sepi, mobil mendadak berhenti. Jantungku berdegup kencang. Tiga teman priaku itu berniat buruk padaku. Alhamdulillah, otakku berpikir cepat. Sesaat sebelum mereka melakukan niat jahatnya, aku secepat mungkin membuka pintu. Tanganku sempat ditarik keras oleh sopir, hingga terasa sangat ngilu dan sakit. Yang ada dalam benakku aku harus bisa lepas apapun yang terjadi, hidup atau mati.
Begitu paniknya aku, ketika mereka mengejarku. Hatiku tak henti menyebut asma Allah. Aku berlari sambil menangis ketakutan. Bayangan mama berkelebat. Sungguh aku merasa menyesal mengabaikan nasihat mama. Di tengah ketakutan, kepanikan, lelah yang sangat juga kepasrahan atau lebih tepatnya putus asa, aku berpikir inilah akhir hidupku. Bayangkan, tempat itu gelap dan sepi sejauh mata memandang, tak ada tempat sembunyi dan berlindung. Kusebut asma Allah dan mama sepanjang tangis pelarianku. Sementara kakiku sudah begitu lelah, tubuhku bergetar karena takut yang sangat.
Alhamdulillah, dari jauh kulihat ada kerlip beberapa lampu yang kian mendekat. Dua buah mobil rupanya. Aku melambaikan tangan. Semula mobil itu hanya melewatiku namun kemudian kembali mundur. Aku menangis menghiba minta diizinkan naik. Alhamdulillah, aku merasa aman, mereka rombongan orang usai hajatan.
Di mobil pikiranku kacau. Kuhubungi mama untuk menjemputku di sebuah rumah sakit. Saat bertemu mama tangisku pecah, aku minta maaf padanya atas semua sikapku. Aku percaya doa mamalah yang menjagaku atas izin-Nya. Semenjak peristiwa itu, aku berubah. Peristiwa masa SMU-ku belasan tahun silam masih saja kukenang, kujadikan pelajaran berharga dalam hidupku. (***)
Jazakillah khair untuk mama
Read more ...

Kisah Nyata : “AIR INI HANYA UNTUK INSINYUR!!”

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim . Di sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun40-an.
Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas.
Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan: “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma pekerja rendahan. Air ini hanya khusus untuk insinyur” Suara itu berasal dari mulut seorang insinyur Amerika yang bekerja di perusahaan tersebut.
Remaja itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya anak miskin lulusan sekolah dasar. Kalaupun ada pendidikan yang dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di perusahaan minyak yang saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.
Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu bertanya-tanya: Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk ku? Apakah karena aku pekerja rendahan,sedangkan mereka insinyur ? Apakah kalau aku jadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa jadi insinyur seperti mereka?
Pertanyaan ini selalu tengiang-ngiang dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “SIKAP POSITIF” . Muncul komitmen dalam dirinya. Remaja miskin itu lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.
Tidak jarang olok-olok dari teman pun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA. Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan. Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.
Kini ia sudah menaklukkan ”rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yang dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja. Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaan pun karirnya menyusul yang lain. Karirnya melonjak dari kepala bagian, kepala cabang, manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yang bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.
Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yang dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya. Suatu hari insinyur tersebut datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata; “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam, atas kekasaran dan keburukan perilakuku di masa lalu”
Apa jawab sang wakil direktur mantan pekerja rendahan ini: “Aku ingin berterimakasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.
Kini sikap positfnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampaidi sini?
Tidak. Akhirnya mantan pegawai rendahan ini menempati jabatan tertinggi di perusahaan tersebut. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yang berasal dari bangsa Arab.
Tahukan Anda apa perusahaan yang dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company)perusahaan minyak terbesar di dunia. Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.
Ini adalah kisah Ali bin Ibrahim Al-Naimi yang sejak tahun 1995 sampai saat ini menjabat Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.
Terbayangkah, hanya dengan mengembangkan hinaan menjadi hal yang positif, isu air segelas di masa lalu membentuknya menjadi salah seorang penguasa minyak yang paling berpengaruh di seluruh dunia.
 Itulah kekuatan”SIKAP POSITIF”
 Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita …
 Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita ….
 Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya …Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat “Bersikap Positif” dan menjadi bagian dari solusi …
 
 Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ….
Read more ...